Sabtu, 28 April 2012

Antara Putro Phang dan Gunongan


          Pagi sabtu (28/04), dengan penuh semangat saya melajukan motor menuju kesebuah tempat wisata bersejarah kota banda Aceh, Putro Phang. Dengan tujuan untuk menggikuti kelas menulis tentang Feature bersama teman-teman FLP. Satu jam waktu yang saya punya tapi tak menyurutkan semangat untuk tetap ikut. Dari Putro Phang saya bersama seorang teman, Liza (pemateri Feature pada hari itu), tertarik untuk mengunjungi tempat bersejarah lainnya yaitu Gunongan.

            Dengan melangkahkan kaki, kami menuju Gunongan yang memang tak jauh dari taman Putro Phang. Gunongan ini terletak berbatasan dengan kherkoff (kuburan serdadu belanda) hampir tepat di pusat kota Banda Aceh. Tepatnya berada dijalan T.Umar, kelurahan suka ramai kecamatan Baiturrahman. Panasnya matahari pagi membuat kami lebih bersemangat untuk mencari tahu dengan detail apa saja yang ada di dalam gunongan itu. Tapi alangkah sayangnya pintu untuk memasuki ke dalam bangunan gunungan itu tidak terbuka dan tidak ada penjaga disana hanya dua orang petugas kebersihan yang baru saja mulai bekerja hari itu.

            Namun itu tidak menjadi masalah bagi kami karena kami tetap bisa melihat gunongan dan taman sarinya serta membaca info-info yang tertera disana. Dan yang paling penting kami bisa foto-foto narsis. J

            Gunongan tersebut dibangun pada masa pemerintahan sultan iskandar muda yang memerintah pada tahun 19607-1936. Konon bangunan itu merupakan simbol kekuatan cinta Sultan iskandar Muda kepada permaisurinya yang bernama Putri Phang yang berasal dari negeri Pahang, Malaysia. Bangunan putih ini berbentuk segi delapan, dan terlihat seperti bunga yang dibangun dalam tiga tingkat. Dengan tingkat tertingginya terdapat sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak.

            Disamping Gunongan, di taman itu juga terdapat Kandang yang dijadikan tempat makam Sultan Iskandar Tsani (1936-1941) sebagai menantu Sultan Iskandar Muda dan istri Sultanah Tajul Alam (1642-1675). Kandang ini dikelilingi oleh pagar tembok putih yang berbentuk persegi empat dengan pintu masuk disisi selatan, dan lagi-lagi kami hanya bisa memandang tanpa bisa masuk kedalamnya. Walau begitu eksis teteep saja jalan, acara foto-foto tak akan dilewatkan . bersambung......

Banda Aceh,
28 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar