Pagi
sabtu (28/04), dengan penuh semangat saya melajukan motor menuju kesebuah
tempat wisata bersejarah kota banda Aceh, Putro Phang. Dengan tujuan untuk
menggikuti kelas menulis tentang Feature bersama teman-teman FLP. Satu jam
waktu yang saya punya tapi tak menyurutkan semangat untuk tetap ikut. Dari Putro
Phang saya bersama seorang teman, Liza (pemateri Feature pada hari itu),
tertarik untuk mengunjungi tempat bersejarah lainnya yaitu Gunongan.
Dengan melangkahkan kaki, kami
menuju Gunongan yang memang tak jauh dari taman Putro Phang. Gunongan ini terletak
berbatasan dengan kherkoff (kuburan serdadu belanda) hampir tepat di pusat kota
Banda Aceh. Tepatnya berada dijalan T.Umar, kelurahan suka ramai kecamatan
Baiturrahman. Panasnya matahari pagi membuat kami lebih bersemangat untuk
mencari tahu dengan detail apa saja yang ada di dalam gunongan itu. Tapi alangkah
sayangnya pintu untuk memasuki ke dalam bangunan gunungan itu tidak terbuka dan
tidak ada penjaga disana hanya dua orang petugas kebersihan yang baru saja mulai
bekerja hari itu.
Namun itu tidak menjadi masalah bagi
kami karena kami tetap bisa melihat gunongan dan taman sarinya serta membaca info-info
yang tertera disana. Dan yang paling penting kami bisa foto-foto narsis. J
Gunongan tersebut dibangun pada masa
pemerintahan sultan iskandar muda yang memerintah pada tahun 19607-1936. Konon bangunan
itu merupakan simbol kekuatan cinta Sultan iskandar Muda kepada permaisurinya
yang bernama Putri Phang yang berasal dari negeri Pahang, Malaysia. Bangunan putih
ini berbentuk segi delapan, dan terlihat seperti bunga yang dibangun dalam tiga
tingkat. Dengan tingkat tertingginya terdapat sebuah mahkota tiang yang berdiri
tegak.
Disamping Gunongan, di taman itu juga
terdapat Kandang yang dijadikan tempat makam Sultan Iskandar Tsani (1936-1941)
sebagai menantu Sultan Iskandar Muda dan istri Sultanah Tajul Alam (1642-1675).
Kandang ini dikelilingi oleh pagar tembok putih yang berbentuk persegi empat
dengan pintu masuk disisi selatan, dan lagi-lagi kami hanya bisa memandang
tanpa bisa masuk kedalamnya. Walau begitu eksis teteep saja jalan, acara foto-foto
tak akan dilewatkan . J bersambung......
Banda Aceh,
28 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar